oleh

Sambangi Krayan, Pangdam Dengarkan Persoalan Krusial Masyarakat

NUNUKAN – Saat Pangdam Mulawarman, Mayjen Rudy Rahmat Nugraha mendatangi langsung Krayan, Anggota DPRD Nunukan Dapil Krayan, Gat Khaled menjelaskan secara rinci persoalan yang dihadapi masyarakat Krayan.

Kebetulan, Pangdam Mulawarman, Mayjen Rudy Rahmat Nugraha sendiri juga, ingin mengetahui langsung secara rinci persoalan utama di Krayan, khususnya di perbatasan Krayan – BaKelalan (Indonesia-Malaysia), tepatnya di wilayah Long Midang-Ba’ Kelalan daerah berbatasan Indonesia-Malaysia tersebut.

banner 728x90

Mayjen Rudy didampingi langsung Komandan Komren Kaltara, Brigjen Alex Chandra Kurniawan dan Komandan Kodim Nunukan, Letkol Inf. Albert Franstesca Hutagalung,

Selain melihat langsung daerah perbatasan Long Midang-Ba’ Kelalan tersebut, fokus pangdam juga ingin mengetahui persoalan akses jalan darat dari Malinau ke Krayan.

Dalam kesempatan itu, pangdam didampingi langsung anggota DPRD Nunukan dapil Krayan, Gat Kaled yang menyampaikan secara detail persoalan di Krayan.

“Saya jelaskan terkait pembukaan akses jalan dari Malinau ke Krayan, itu akan mengurai 50 persen persoalan mendasar di Krayan, artinya membuka konektivitas Krayan dengan kota, merupakan prioritas utama, karena akses Malinau merupakan mobilitas manusia, mobilitas sembako, BBM, material bangunan dan sebagainya,” ujar Gat ketika berdiskudi dengan pejabat TNI.

Gat juga menerangkan, selama ini Krayan sangat tergantung kepada kebaikan hati negara tetangga, Malaysia, dimana jika Malaysia sedang baik-baik saja, pihak Malaysia akan membuka akses barang masuk dari Malaysia. Tapi sebaliknya, jika Malaysia sedang tidak baik-baik saja, maka tidak menutup kemungkinan Malaysia akan menutup aksesnya.

“Pandangan itu yang selalu berulang di Krayan, itu saya sampaikan langsung kepada Pangdam Mulawarman, bapak Mayjen Rudy Rahmat Nugraha,” tambah Gat.

Gat juga menyampaikan, dimana persoalan lebih banyak muncul di internal Malaysia sendiri, misalnya seperti jumlah barang yang boleh melintas (barang subsidi atau kawalan) dan persoalan persaingan dagang antar warga Malaysia sendiri.

Sementara warga Indonesia, umumnya hanya mengikuti arus, karena warga Indonesia sangatlah membutuhkan. Padahal sejatinya kedua belah pihak sangatlah saling membutuhkan.

“Warga Malaysia membutuhkan uang masuk kan, barang dagangan mereka laku, sementara warga kita di Krayan butuh barang kebutuhan sehari-hari, seperti material bangunan, sembako dan sebagainya,” kata Gat.

Untuk itu, Gat pun menekankan agar rencana pembangunan PLBN Long Midang segera diwujudkan. Itu dilakukan agar transaksi perdagangan antar kedua negara, bisa berjalan secara resmi dengan prinsip perdagangan yang adil. (mwa)

Baca Juga